WARUNG PRANCIS
Warung Prancis USU Diresmikan Oleh Dubes Prancis
Medan-USU: Duta Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste Corinne Breuze meresmikan "Warung Prancis" di USU pada Jumat (12/9). Pembukaan "Warung Prancis" yang akan menjadi Pusat Kegiatan dan Budaya Prancis di USU yang terletak di gedung Pusat Bahasa Fakultas Ilmu dan Budaya (FIB) USU, juga dihadiri Rektor USU Prof. Syahril Pasaribu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama USU Prof. Ningrum Natasya Sirait, Kepala Pusat Bahasa USU Prof. T.Silvana Sinar, Para Dekan di USU, Direktur Institute Prancis Indonesia Bertrand de Hartingh, Direktur Aliance Francaise de Medan Helene Lepkowski, serta para undangan lainnya.
Duta Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste Corinne Breuze menyebutkan kehadiran Warung Perancis di USU diharapkan bisa menjadi sumber ilmu bagi mahasiswa dan dosen di USU serta sebagai kebutuhan informasi dalam hal pertukaran budaya, pendidikan, kesehatan, kedokteran maupun pengembangan karir bagi seluruh sivitas akademika USU. Corinne juga menjelaskan, pembukaan 'Warung Prancis" di Kota Medan merupakan warung ke 7 di Sumatera dan ke 30 di seluruh Indonesia. Menurutnya "Warung Prancis" ini berdiri sebagai serambi negara Prancis untuk mengenalkan program nyata negaranya ke berbagai negara-negara di dunia.
“Sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia, pintu masuk bisnis dan ekonomi di Selat Sunda, Medan yang sedang berkembang saat ini banyak dilirik pada investor Prancis untuk membuka perusahaan diharapkan bisa memperluas masyarakat mengembangkan bahasa Perancis ke depannya,” ujar Dubes. Apalagi tambahnya, hubungan diplomatik Indonesia dan Prancis yang sangat baik dan cukup dekat ini tampaknya akan dijadikan kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah negara yang mempunyai iklim global dan berpartisipasi di PBB untuk perdamaian dunia, jelas dubes lagi.
Sementara Rektor USU Prof. Syahril Pasaribu sangat mendukung didirikannya "Warung Prancis" ini. Menurutnya USU sendiri kedepannya berencana akan membuka Program Studi Bahasa Prancis dengan akan mendatangkan pengajar langsung dari Prancis. Untuk itu tahap awal ini akan dibuka kursus dan pelatihan di "Warung Prancis" yang ada di Pusat Bahasa USU. Rektor juga menyinggung adanya kerjasama dengan pihak Prancis pada pertemuan Juni 2014 lalu di Prancis dan wujudnya USU sebagai tuan rumah Journal Working Group (JWG) Maret 2015 mendatang. Untuk itu akan mengundang berbagai negara di dunia yang merupakan manifestasi kerjasama dengan Perancis. “Bagi USU, melalui kerjasama dibukanya Warung Prancis ini akan banyak staf pengajar di USU yang dibekali pengetahuan ilmu bahasa Prancis, sehingga dapat menularkan keilmuan tersebut kepada para lulusan,” kata rektor. Ditambahkan rektor, arus global dan perkembangan dunia tidak dapat dihempang masuk ke USU, namun yang terpenting adalah bagaimana ilmu pengetahuan dan pendidikan Bahasa Prancis dapat memberikan nilai positif bagi kemajuan dunia pendidikan tinggi khususnya bagi sivitas akademika di USU
Dalam kesempatan tersebut, Bertrand de Hartingh sebagai Direktur Prancis di Indonesia menambahkan bahwajumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Prancis terus meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini total mahasiswa dan dosen yang kuliah di negara menara Eiffel itu mencapai 1.200 orang. “Pada 2014 sebanyak 233 mahasiswa berasal dari Medan mendapatkan beasiswa pendidikan dari Perancis mengikuti pendidikan S2 dan S3. Sementara pada 2010 hanya 50 orang saja dan saat ini sekira 200 calon mahasiswa akan masuk di beberapa perguruan tinggi yang tersebar di Perancis,” katanya. Dia berharap jumlah mahasiswa belajar ke Prancis akan terus bertambah. Sebab banyak manfaat yang bisa dipetik dengan kedatangan para mahasiswa Indonesia ke Prancis. “Masyarakat Prancis dapat langsung mengenal budaya Indonesia, begitu juga sebaliknya mahasiswa Indonesia bisa mengenal lebih dekat budaya Prancis,” ujar Bertrand. (sumber :humas USU)